Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen mengakhiri perjalanannya ke AS dan meninggalkan Los Angeles untuk kembali ke Taiwan, Kamis (6/4/2023).
Sejumlah besar masyarakat Taiwan perantauan berbaris di depan hotel tempat Tsai Ing-wen menginap untuk mengantar kepergian Tsai. Tsai Ing-wen pun berjabat tangan dengan mereka untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, kemudian pergi dengan mobil.
Selain itu, juga ada masyarakat Tionghoa pro-Beijing yang menggelar aksi protes terhadap transit Tsai Ing-wen dan meneriakkan slogan-slogan untuk mengkritik Tsai.
Sebagian dari massa pendukung dan pendemo sempat berselisih. Namun, segera dibubarkan oleh polisi dan tidak berkembang menjadi konflik.
Pertemuan antara Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy sehari sebelumnya dipandang sebagai terobosan besar dalam diplomasi Taiwan. Banyak pihak menanti apa tindakan yang akan diambil Beijing sebagai tanggapan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pihaknya telah mendesak Tiongkok untuk menahan diri serta menyatakan tidak ada alasan bagi Tiongkok untuk bereaksi berlebihan.
Sementara itu, pada Jumat (7/4/2023), Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara Tiongkok mengeluarkan pernyataan soal pemberian sanksi terhadap perwakilan Taiwan untuk AS Hsiao Bi-khim.
Kantor Urusan Dewan Negara Tiongkok juga menuding Hsiao Bi-khim sebagai pendukung “garis keras” kemerdekaan Taiwan, dan melarang Hsiao beserta anggota keluarganya memasuki Tiongkok, Hong Kong dan Makau, serta melarang perusahaan mengenai dengan Hsiao Bi-khim untuk bekerja sama dengan organisasi maupun individu di Tiongkok.
Sebagai tanggapan, Hsiao Bi-khim mengunggah berita tersebut melalui akun Twitter-nya, dan mencuit "Tiongkok kembali memberikan sanksi kepada saya, ini adalah yang kedua kalinya."
Selain itu, "Vision Foundation" dan "Alliance for Freedom and Democracy in Asia" juga telah dimasukkan dalam daftar hitam oleh Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara Tiongkok.
