Kamu masih ingat dengan kasus cancel culture yang menimpa aktor Korea Selatan, Kim Seon Ho? Kim Seon Ho diduga memaksa mantan pacar melakukan aborsi, setelah seorang perempuan yang mengaku sebagai mantannya menuliskan kisah tersebut di sebuah komunitas online.
Meskipun ia telah mengakui perbuatannya dan meminta maaf, publik Korea Selatan seakan bersepakat untuk menerapkan cancel culture karena perbuatannya itu. Akibatnya, Kim Seon Ho kehilangan sejumlah kontrak besar termasuk film, variety show dan bintang iklan.
Faktanya, penerapan cancel culture di Korea Selatan sangat kuat. Ketika seorang tokoh publik terjerat skandal, kebanyakan dari mereka dipermalukan dan sulit kembali ke panggung hiburan. Lalu bagaimana fenomena cancel culture di Indonesia? Apakah budaya boikot ini efektif untuk memberikan sanksi sosial?
